Thursday, March 26, 2009

Bunuh Diri bukan jalan yang terbaik




















Gimana rasanya jika seseorang kecemplung ke dalam sebuah sumur lalu masuk ke sebuah tempat yang asing? Pasti rasanya pengen nangis atau bunuh diri sajalah daripada merana disana. Tapi eitsss tunggu dulu,, apakah bunuh diri merupakan hal yang terbaik??

Putri Salju tau solusi dalam menghadapi berbagai masalah yang berujung pada bunuh diri. Mengerikan sekali kalau mendengar kata-kata tersebut. Hmm, memang dan Putri baru sadar kalau disekitar tempat Putri berada masih banyak kejadian mengerikan seperti ini. Nah sebagai seorang Putri yang baik, maka Putri akan memberikan sebuah problem solving untuk kalian wahai rakyat negeri salju YTH.

Pada hari ini tanggal itu bulan ita tahun uti pukul ito, ada seorang perempuan yang menjadi mahasiswa di sebuah perguruan tinggi. Dia mengalami pengalaman tragis dalam hidupnya. Ayahnya menjodohkan dia dengan seseorang yang tidak dia cintai. Dia sudah berusaha menolak dan memberontak dari keinginan ayahnya. Namun, tetap saja sang ayah gigih mempertahankan keinginannya. Akhirnya pada suatu pagi, perempuan itu mengakhiri nasibnya dengan jalan menggantungkan diri pada seutas tali di dalam kamar kost nya.
Sungguh tragis memang nasib perempuan itu. keputusan yang dia ambil merupakan suatu kesalahan besar yang tidak dapat termaafkan. Andai sang ayah tidak berkepala keras terhadap putrinya tersebut, kejadian seperti ini tidak akan pernah terjadi. Bahkan menurut penuturan warga sekitar, sebelum melakukan aksi bunuh diri, perempuan tersebut sempat solat tahajud. Astaghfirullah...

Cerita diatas bukan merupakan suatu karangan. Namun, benar-benar terjadi. Kejadian tersebut terjadi di sebuah kompleks perkostan di tempat Putri kuliah. Jika dibayangkan bagaimana nasib selanjutnya dari perempuan tersebut di alam baka, mungkin kita akan miris. Sudah di dunia merana, nantinya di akhirat akan merana juga.

Perlu kita sadari bahwa menderita di dunia bukan berarti menderita di akhirat. Banyak kisah yang menggambarkan bahwa sengsara membawa nikmat. Kita perlu bercermin melihat apakah yang sudah kita lakukan hari ini, apa saja kesalahan kita dan perilaku kita yang menyakiti orang lain. Bukan melihat apa saja hal kebaikan yang kita perbuat. Dengan begitu kita akan merasa kecil dan menghargai orang lain. Mungkin hal inilah yang perlu dilakukan oleh sang ayah dalam cerita di atas. Agar kehendaknya tidak dipaksakan kepada putrinya tersebut.

Solusi: Lihatlah apa yang kamu lakukan hari ini, catat dan percaya bahwa esok tidak akan mengulangi hal yang sama. Lalu hargai orang lain, dengarkan pendapat dan penjelasannya. Yakinlah bahwa yang menguasai kehidupan dan kematian hanyalah Yang Menciptakan kita, bukan kita yang mengatur tetapi Sang Penciptalah yang berhak mutlak akan keteraturan di dunia ini.

Yang terakhir: PERCAYALAH.......

o(^_^)o

No comments:

Post a Comment